Rabu, 16 November 2011

What I Feel

Abang...

Saya mencintaimu abang, ga perlu dipertanyakan lagi.

Abang sekarang umurnya 25 dan punya target nikah di umur 27 tahun. Abang memang dari awal sudah bilang kalau berniat serius sama aku. Kemudian saya sampaikan niat abang kepada orang tua. Waktu itu bang Harry datang kerumah dan orang tua saya mengatakan pendapatnya kepada orang tua saya. Orang tua saya intinya setuju, namun saya boleh menikah ketika saya sudah lulus sarjana nanti. Bang Harry kelihatan kecewa, saya tahu. Setelah itu saya pergi bersama bang Harry untuk menjenguk papa temannya yang sedang sakit. Di mobil bang Harry berubah, diam saja. Aku takut. Takut bang Harry mengatakan hal - hal yang sangat memberatkan. Ahkirnya bang Harry berbicara jika hubungan kita sudah tidak memungkinkan lagi.

Saya hanya bisa menangis..

Karena saya pasrah, saya menawarkan apa kita putus saja. Namun bang Harry mengatakan semua terserah saya. Abang..abang harus mengerti, bagaimanapun bang, saya tidak mau berpisah sama abang. Saya sudah mengatakan berkali - kali. Namun jika memang jalan satu - satuna dan yang terbaik untuk kita adalah berpisah, saya ga akan egois dan mengekang abang, saya harus bisa melepaskan abang. Walaupun berat, walaupun saya ga ikhlas dan semudah itu saya melepaskan abang. Semua kenangan, hal - hal yang dilakukan bersama. Tidak semudah itu bang.

Akhirnya pertanyaan saya itupun berakhir tanpa jawaban. Semenjak bertemu dengan mama saya, sikap bang Harry berubah. Bang Harry tidak lagi memberi perhatian seperti dulu. Jarang menelepon bahkan sms untuk setidaknya memberi kabar. Terasa sekali perbedaannya. Drastis. Sayapun merubah sikap saya untuk mengantisipasi sikap abang tersebut, saya tidak lagi menelepon ataupun sms yang kemudian dirasakan juga oleh bang Harry.

Bang Harry mempertanyakan sikap saya tersebut yang kemudian saya jawab panjang lebar. Saya menjelaskan saya sedih bang dengan perubahan sikap abang yang drastis maka saya merubah sikap saya pula.

Abang menjauh...

Saya tau abang pasrah dan tidak melihat adanya harapan dengan saya, namun saya sudah mencoba meyakinkan abang kalau 2 tahun itu waktu yang lama, apapun bisa terjadi dalam 2 tahun. Bisa saja kita emmang tidak cocok dan putus ditengah jalan, bisa saja orang tua saya mengijinkan saya menikah lebih cepat. Tidak ada yang mengetahui.

Abang seakan - akan menjauh agar saya tak betah dan bisa lebih cepat melepaskan abang. Apa abang tau abang bersikap seperti itu, saya menjadi khawatir bang. Takut. Saya takut abang sudah tidak bisa sayang kepada saya seperti dahulu, saya takut abang sudah mempunyai pengganti yang lain. Saya takut bang. Disaat saya masih mencintaimu seperti dahulu.

Tapi, jodoh tidak kemana ya. Saya percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Abang semenjak itu selalu pasrah. abang pernah bilang 'hubungan kita sekarang sudah ga jelas' Lalu selama ini kita ngapain bang? Abang segampang itu pasrah pada saya disaat saya terus berjuang demi kita. Namun, jika abangnya sudah pasrah dan tidak melihat harapan,lalu saya bisa apa? Saya berbuat apapun pasti tidak ada pengaruh untuk abang. Maka saya mengerti kenapa abang sudah tidak perhatian lagi kepada saya, karena semua akan terasa sia - sia kan?

Abang kemarin berkata 'aku kira kamu bener - bener buat aku, tapi ternyata ga segampang itu'

hancur hatiku....

aku harus kuat

aku harus ikhlas Tuhan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar